Rabu, 01 April 2015

Kejutan!!

0 comments
Kara memandang boneka teddy bear yang sedang duduk manis dihadapannya. Ia tersenyum mengingat kejadian beberapa hari yang lalu ketika Ben memberikan boneka itu untuknya.
“selamat tanggal 27 yang ke 27..” ucap Ben sambil menyerahkan boneka itu dengan kedua tangannya.
Kara tersentak melihat kejutan yang diberikan oleh orang spesialnya itu. Ia tahu jika setiap tanggal 27 memang hari istimewa bagi mereka tapi ia tak menyangka kalau Ben akan memberikannya hadiah.
“huwaaaa…. Makasiiiiihhh.. I love it!!” Kara menyambut boneka itu dan langsung memeluknya dengan gembira.
“what about me? Do you love me, too?” Ben tersenyum jahil menatap Kara. Ekspresinya sangat menggemaskan.
“I love you sooo much”
Ben terlihat puas dengan jawaban Kara. Ia mengambil telapak tangan Kara dan menggandengnya pergi. “hari ini jadi kan?” tanyanya sambil berjalan. Kara melirik Ben sekilas, “arisan keluarga kamu?”. Ya, Ben mengajak Kara untuk ikut menghadiri arisan keluarganya. Ben mengangguk, lalu membukakan pintu untuk Kara ketika mereka sampai di mobilnya.
“mm.. beneran gak apa-apa? Gak ganggu nih?” tanya Kara memastikan. Sejujurnya ia harap-harap cemas memikirkan bagaimana nanti saat berkumpul dengan seluruh keluarga besar Ben, walaupun ia pernah bertemu dengan papa dan mama Ben beberapa kali.
“nggaklah” jawab Ben singkat. Mereka berdua kini sudah berada didalam mobil.
“tapi aku kan…..orang luar?” Kara menaikkan alisnya, kembali memunculkan pernyataan keraguan.
Ben tersenyum sesaat sebelum menyalakan mesin mobilnya, “kata siapa? Nanti juga kamu bukan orang luar lagi kok..”

Mobil pun melaju bersamaan dengan Kara yang masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku

Kau hanya untukku

0 comments
Lagi. Ia katakan itu lagi. Aku paham maksud ucapannya, tapi selalu ku abaikan dengan keras kepala.

“I’ll try not do the same...” ucapku pelan. Ia menghela napas panjang, terlihat lelah.

Hubungan kami sudah berjalan selama satu tahun. Beberapa minggu belakangan ia terus marah padaku, mengatakan bahwa aku tak pernah mengerti dirinya. Ya! aku memang tak mengerti! Aku bahkan tak tahu apa yang aku tak mengerti dari dirinya.

Aku sadar dia ingin mengakhiri hubungan ini, berpisah dariku. Entah apa yang menghambat langkahnya. Aku tak akan membiarkan itu terjadi, akan kulakukan apa pun untuk menahannya.
Aku menyentuh lengannya lembut, ia menatapku dengan kesal. Tak sabar untuk segera pergi.

“beri aku kesempatan untuk memperbaiki ini semua.. jika memang harus, ayo mulai dari awal lagi..” aku memohon padanya seperti anak kecil meminta dibelikan permen.


“jangan pergi..”

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku
 

syifa's Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template