Berawal dari tahun 2012, hiduplah sebuah populasi manusia yang mengatasnamakan Pendidikan Fisika sebagai pemersatu mereka. Populasi itu disebut PFR48. Mereka gemar bernyanyi, menari, dan bercosplay (abaikan).
Konon jumlah individu dalam PFR48 tepat sebanyak 48 orang, namun karena satu dan lain hal yang tidak dapat dihindari membuat 3 orang memisahkan diri dari PFR48. Mereka adalah ILF, RU, dan WTW.
Belajar dari pengalaman yang sudah sudah, PFR48 menghentikan pemisahan diri individu lainnya dan memutuskan hidup damai dan harmonis layaknya keluarga cemara. Dengan dipimpin oleh tetua yang bernama AR, PFR48 mencoba mempertahankan eksistensinya di kancah perkuliahan.
"jadi soal nomer 4 begini jawabannya ya teman teman..." siswa yang paling pintar berinisial DN baru saja menjelaskan jawaban soal sebuah pelajaran di papan tulis. Yang lainnya mengangguk-angguk sambil mencatat penjelasan jawaban tersebut.
"ini bisa dihapus ya? Bisa dong...ini kan bukan spidol permanen hahaha" DN terkekeh setelah menjawab leluconnya sendiri sementara yang lain tetap fokus mencatat tanpa menghiraukannya. Mereka tahu orang genius tidak bisa melucu, atau mereka sadar lelucon itu tidak sesuai dengan intelijensi mereka.
Tapi tidak dengan beberapa gadis yang duduk di barisan paling depan. Mereka justru tertawa geli mendengar lelucon DN.
"DN kamu haus gak? Nih aku punya air minum" salah satu gadis menyodorkan botol minum 1 liter berwarna hijau miliknya.
"DN kasep.. duduk atuh ih sini.. Emang gak capek berdiri teruuus?" gadis lain dengan logat sunda menepuk kursi kosong di sebelahnya memberi kode pada DN.
"nggak, makasih.. Saya belum haus kok, saya berdiri aja" DN menolak tawaran kedua gadis itu dengan lembut.
Sementara dari tempat duduknya, gadis ketiga mencoba mengambil gambar DN dengan berbagai pose menggunakan kamera handphone miliknya. Gambar-gambar yang bagus membuat ia sesekali tersenyum lebar menampilkan deretan behel emas di giginya.
Ketiga gadis itu adalah SF, VT, dan ANH, yang memang telah memproklamirkan diri sebagai fans DN. Hal itu tentu membuat DN senang, walaupun gadis yang disukainya tidak termasuk ke dalam daftar nama-nama gadis fans DN itu. Gadis itu ialah LP, gadis pintar pendiam namun jika bicara sangat berbobot sehingga membuat terpana setiap orang yang menyimak perkataannya. Mungkin itu juga yang membuat DN terpesona padanya.
Sementara di sudut ruangan, dua orang gadis sedang memperhatikan tiap lembar sebuah katalog. Katalog itu mempromosikan tas, sepatu, pakaian, aksesoris, hingga peralatan rumah tangga seperti vacuum cleaner, penyedot WC dan masih banyak lagi.
"aku mau ini ya sist" seorang gadis menunjuk gambar kaftan yang sedang tren dipakai artis-artis. Ia mengerlingkan matanya ke gadis yang membawa katalog tersebut berharap bisa mendapat diskon untuk baju yang diincarnya.
"oke" jawab gadis yang dipanggil 'sist', walaupun nama sebenarnya adalah T.
"barangnya mau diantar atau langsung aku kasih saja, RA?" tanya T pada RA, gadis shopaholic yang mudah tertarik pada barang-barang diskonan. Ternyata RA lah yang ingin membeli kaftan.
RA suka sekali berbelanja sejak ia salah klik di website belanja online. Tanpa sadar, ia meng-klik berkali-kali tulisan MOVE TO CART pada banyak benda, sehingga mau tidak mau ia harus membeli semua itu, dan timbullah perasaan bahagia dalam dirinya. Namun, sejak saat itu, ia juga sadar bahwa ia harus belajar bahasa Inggris.
"langsung kasih saja, T. Kalau kirim kan pakai ongkos kirim.." jawab RA sambil membalik lembar katalog berikutnya.
Tepat di depan T dan RA, dua orang gadis lainnya menatap layar kaca laptop di meja depan mereka dengan khitmat. Laptop itu tengah menampilkan video orang-orang bermata sipit yang berlari dan saling merobek tempelan di punggung lawannya. Sesekali mereka tertawa melihat kekonyolan tingkah orang sipit itu.
"iiihhh dia emesh enel ciiii..." salah satu gadis yang ternyata bernama MI itu memuji sang orang sipit dengan suara 8 oktafnya.
"iyaaa dia kan favorit gue gitu loh.." gadis satunya menimpali dengan gaya bicara yang gaul dan kekinian. Dialah CAP.
"nggak! Dia favorit gue!!" teriak MI tak terima. Suaranya semakin nyaring dan memekakkan telinga orang-orang disekitarnya.
"nggaklaaahh.. Cuma gue yang boleh favoritin diaaaa..." CAP tak mau kalah. Ia mengambil laptop di meja dan memeluknya erat-erat.
"nggak......boleeeehhh" MI berusaha melepaskan laptop dari pelukan CAP dan menariknya sekuat tenaga, hingga akhirnya.........BRAK!!! Laptop itu jatuh sampai terbelah dua.
Mereka terdiam melihat puing-puing sisa laptop, yang sialnya adalah milik FR yang baru saja lunas setelah mencicil selama 2 tahun. Saat itu kebetulan FR sedang ke kantin dan tak melihat laptopnya jatuh. MI dan CAP pun memunguti pecahan laptop yang berserakan di lantai, mengumpulkannya, lalu menguburnya di tempat yang tak mungkin terjamah oleh FR. Setelah itu mereka duduk di tempat masing-masing seolah tidak ada yang terjadi.
Bersambung...