Di deretan bangku belakang...
"eh komik ini udah keluar nih lanjutannya, cepet download!"
"itu mah udah keluar dari dua hari yang lalu. Gue udah baca, gila seru bangettt!!"
Saat mayoritas laki-laki seperti DK, AR, E, DB, beserta satu perempuan, IJS, di ruangan itu asyik membicarakan komik Jepang kesukaan mereka, seorang laki-laki tengah memandangi wallpaper laptopnya yang merupakan foto penyanyi country asal negeri paman Sam. Dialah WFS, seorang pujangga yang tak mampu berkata-kata dihadapan gadis yang disukainya, sebut saja gadis itu AD. Kalimat yang tak lain adalah isi hatinya, tak mampu dicurahkan oleh WFS kepada AD, alhasil media sosial pun menjadi pelampiasan. Status status galau atau gambar gambar hantu sering ia bagikan di media sosial ataupun grup chatting. Tapi itu justru membuat AD semakin menjauhinya. Tragis.
"ng....AD.." setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya, akhirnya WFS menyapa AD. Namun...
"apa??!!!" AD langsung menyambar sapaan WFS dengan ketus. Disambut seperti itu, nyali WFS langsung ciut dan memutuskan untuk tetap mengubur dalam-dalam perasaannya pada AD.
Dalam sebuah komunitas tak lengkap rasanya jika tak ada sekumpulan anak-anak pintar yang rajin belajar. Mereka adalah NF, FD, NQ, dan ACD. Untuk ACD, ia bisa dikatakan newbie dalam kelompok tersebut.
"minggu ini ada tugas apa aja, NF?" tanya ACD sambil menyiapkan notes kecil untuk mencatat.
"revisi alat, revisi proposal, translate rpp, sama laporan kkn" jawab NF ambisius.
"loh emang udah ditugasin bikin laporan kkn ya?" tanya FD. Ia baru pertama kali mendengar adanya tugas itu.
"yaa.. belum sih, tapi kerjain aja.. lebih cepat kan lebih baik"
"oke NF, makasih ya.. tapi sebelum ngerjain tugas aku mau upload foto dulu aah~ belajar bukanlah kewajiban, tapi pilihan... ng.. apa lagi ya?" ACD sibuk memilah kata-kata yang pas untuk di posting di akun media sosialnya.
"ACD! Buruan kerjain pr kemarin! Jangan ditunda nanti malah lupa ngerjain loh!" FD berusaha mengingatkan. Yang diingatkan malah menanggapi dengan santai, sedangkan kepanikan justru melanda NQ.
"aduuuhh aku belum ngerjain nih gimana dong heuheu.." seru NQ panik. Ia menggoyang-goyang lengan NF sebagai ekspresi kepanikannya.
"apaaa??!! Kamu serius belum ngerjain, NQ? Sabtu minggu kamu ngapain aja? Hayoloh gimana tuh? Kamu gak aus apah?" ucapan NF semakin membuat NQ pusing tujuh keliling.
"tenang aja, NQ... kamu bisa nyontek sama aku.. atau apa perlu aku yang kerjain pr kamu?"
NQ mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara yang baru saja menawarkan bantuan padanya. Suara tersebut milik IF, murid pintar lainnya yang juga adalah saingan NF dan FD dalam hal paling cepat mengerjakan tugas.
Seketika mata NQ berkaca-kaca. Ia langsung menghampiri lalu memegang pundak IF dengan kedua tangannya.
"makasih banyak ya IF, jasamu gak akan pernah aku lupakan.." ucap NQ hiperbola. Terbawa suasana, IF pun menyeka air mata NQ yang mengalir dengan ibu jari kanannya.
Di sisi ruangan yang lain, terlihat ARW, LAR, dan NSA yang sedang serius. Dahi mereka berkerut akibat berpikir terlalu keras. Helai demi helai rambut ARW mengeriting bahkan rontok. Dari telinga LAR keluar asap putih kehitaman menandakan kerja otaknya sudah maksimal. Setelah hening begitu lama, NSA mengambil pulpen dan mengarahkannya pada selembar kertas. Perlahan ia menuliskan huruf O diantara dua huruf S.
"yes!! SOS! Aku menang 1!" ujarnya gembira.
"tuhkan! Makanya jangan tulis huruf S disitu, oneeeenngg" LAR menarik rambut ARW untuk melampiaskan kekesalannya (jangan ditiru!).
"ssuutt!! Jangan berisik kenapa sih!"
Terdengar suara teguran yang mengagetkan mereka bertiga.
Bersambung...
0 comments:
Posting Komentar