Haiii.....
Tanggal 08 Oktober kemarin alhamdulillah saya dikasih kesempatan lagi untuk menginjakkan kaki di Majalengka. Kali ini tujuannya buat liburan. Saya dan kedua teman saya bakal mengeksplorasi Majalengka dalam waktu dua hari satu malam. Bentar banget ya? Karena kesibukan masing-masing jadinya cuma bisa dua hari di weekend itu hehe..
Oke saya mulai aja sharingnya! Kami bertiga berangkat dari Stasiun Pasar Senen jam 05.30 dengan kereta Kutajaya Utara lalu sampai di Stasiun Cirebon Prujakan tiga jam setelahnya.
Kami dijemput oleh temen kami yang memang asli sana dan langsung cus cari sarapan nasi jamblang yang gak jauh dari stasiun dan cukup banyak dikenal orang. Namanya Nasi Jamblang Ibu Nur. Nasi jamblang itu sendiri merupakan nasi yang porsinya sedikit (mirip nasi kucing) dengan beraneka lauk yang kita pilih sendiri. Dinamakan nasi jamblang karena berasal dari daerah Jamblang (?) Entah. Pokoknya Jamblang itu nama daerah. Kalau saya pilih lauk ikan tuna, tempe goreng dan paru goreng, semuanya total 21.500 rupiah. Rasanya enaaaakkk. Semua lauk disana enak-enak. Wajar kalau tempat makan itu rame bingits!
Selesai makan, kami lanjut lagi ke rumah teman saya untuk drop barang bawaan dan istirahat sejenak. Habis ashar kami pun mulai menjamah tempat wisata di Majalengka. Yang pertama adalah Curug Cipeuteuy. Dengan cuaca yang mendung bahkan gerimis, kami tetap melanjutkan perjalanan yang lumayan jauh dan menanjak untuk sampai ke curug. Memang niat kami dari awal untuk basah-basahan disana jadi gak apa-apa kalau kehujanan selama perjalanan. Tiket masuk curug seharga 12.500 rupiah per orang. Lumayan mahal namun sesuai dengan fasilitas yang diberikan. Jalur menuju curug sudah rapi bebatuan sehingga bahaya terpeleset bakal berkurang. Curugnya juga sudah rapi banget deh jadi enak dan aman untuk berwisata.
Pulang ke rumah kira-kira jam 6 sore dan hujan lebat. Badan kami sudah basah semua hahaha. Wisata Majalengka pun dilanjutkan keesokan harinya. Malam itu kami hanya menghabiskan waktu dengan bermain kartu uno dan menonton tv.
Besok pagi jam 7, saya berinisiatif jalan gak jauh dari rumah teman saya. Dari situ view nya bagus banget karena bisa ngeliat sawah dan Gunung Cermai sekaligus.
Jam 9 kami pergi ke Cadas Gantung, tempat wisata yang terkenal dengan batu menggantungnya. Biaya masuk termasuk parkir seharga 3000 rupiah. Dari parkiran kami masih harus berjalan menanjak menuju batu yang bentuknya masih misterius di bayangan kami itu. Jalannya lumayan bikin kami ngos-ngosan, yaa... namanya juga orang kota yang jarang olahraga. Begitu sampai di puncak, selain foto-foto, kami langsung beli air mineral dan beberapa gorengan wkwk. Again, view dari puncak bagusss banget kayak lukisan. Tapi.........panas banget disana, jumlah pohon buat berteduh sedikit dan kebetulan cuaca juga lagi cerah.
Untuk makan siang, kami memutuskan ikan bakar sebagai lauk. Tentu gak di tempat ikan bakar biasa. Kami makan di Taman Wisata Telaga Herang. Telaga yang airnya jernih sampai ikan-ikan didalamnya keliatan. Biaya masuknya 5000 rupiah per orang.
Kami juga menyempatkan pergi ke Telaga Biru setelah makan. Tapi........saya kurang suka karena tidak dikelola dengan baik dan view nya ya gitu aja. Air tenang berwarna hijau di tengah pohon-pohon tinggi. Agak lembap dan bikin kurang nyaman buat lama-lama disana. Nggak sih, alasan lainnya mungkin karena pengunjung disana utamanya adalah pasangan dan saya... ah sudahlah.
Waktu udah menunjukkan pukul 2 siang dan kereta balik ke Jakarta berangkat jam setengah enam sore. Tadinya kami masih mau mampir ke satu tempat yaitu tempat makan durian. Tapi sayangnya tempat langganan teman saya makan durian tutup dan kami gak mau ambil resiko beli di tempat baru dengan keadaan kami yang gak bisa milih durian kualitas bagus hahahahaha. Akhirnya langsung pulang ke rumah teman saya aja, (lagi-lagi) main uno, leha-leha, dan packing bawaan pulang ke Jakarta. Jam setengah lima kami nungguin orang yang mau bawa mobil nganterin kami ke stasiun tapi orangnya gak dateng-dateng. Setelah di telfon baru deh orang itu berangkat, kayaknya lupa dan kita juga gak ngingetin. Alhasil perjalanan dari Majalengka ke Stasiun Cirebon Prujakan diwarnai dengan adrenalin kami yang meningkat. Yap, lebih tepatnya deg degan kalau kalau ketinggalan kereta. Ditambah lagi tiket kereta belum di print.
Alhamdulillah, kami sampai di stasiun jam setengah enam, print tiket, dan naik kereta (yang udah stand by). Saking buru-burunya sampai gak sempet buat pamitan sama teman saya yang asli Majalengka. Huft, epik deh pokoknya.
Nah, itu dia cerita saya dua hari satu malam menjelajah bumi Majalengka. Next time (next banget gatau kapan haha) mungkin saya akan jalan-jalan lagi. Entah kemana dan dengan siapa. Tunggu aja yaa ^^
0 comments:
Posting Komentar